Rukun Iman

"Berapa rukun iman?" Pertanyaan seperti ini sudah umum, terutama di kalangan Muslimin muslimat  di Indonesia. Sejak kecil kita sudah diajarkan untuk menghafal Rukun Islam dan Rukun Iman.

Dalam hal keimanan, umumnya umat Islam memahami enam rukun iman. Hal ini dinyatakan dalam salah satu hadits terkenal yang disebut Hadis Jibril. Yaitu, ketika Jibril 'alaihi wa sallam mendekati Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam wujud manusia untuk mengajukan pertanyaan kepadanya untuk mengajarkan apa itu Islam, iman dan ihsan.

Ketika Jibril ‘alaihis salaam bertanya,

فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيمَانِ

“Kabarkanlah kepadaku, apa itu iman?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“Engkau beriman kepada (1) Allah, (2) malaikat-Nya, (3) kitab-kitabNya, (4) para Rasul-Nya, (5) hari akhir, dan beriman kepada (6) takdir, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk.” (HR. Muslim no. 8)

Lantas kita sudah "memahami" "makna" pada masing-masing rukun tersebut? Untuk lebih memahaminya, kita bisa mulai dengan memahami arti dari kedua kata tersebut. Tergantung pada bahasanya, rukun adalah pilar berarti tiang atau pilar-pilar yang menopang sesuatu. Sedangkan pengertian beriman menurut sebagian ulama berarti meyakini (membenarkan) dalam hati, mengakui secara lisan dan berbuat dengan perbuatan yang menimbulkan sikap penerimaan dan ketundukan.

Sebagai seorang muslim wajib mengetahui rukun iman terdiri dari enam, yaitu beriman kepada Allah SWT, beriman kepada malaikat, beriman kepada kitab Allah SWT, beriman kepada Nabi dan Rasul, beriman kepada Hari Kebangkitan dan akhirnya beriman kepada Qada dan Qadar.

Berikut adalah rangkuman makna enam rukun iman dalam Islam, lengkap dengan artinya:

1. Iman kepada Allah SWT 

Iman kepada Allah SWT adalah rukun iman pertama dan terpenting dalam Islam. Muslim harus terlebih dahulu mengetahui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Menurut Syekh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri, keimanan dapat diwujudkan dalam empat hal berikut ini:

  • Keyakinan akan adanya (eksistensi) Allah subhanahu wa ta'ala 
  • Keyakinan bahwa Allah Tuhan tidak ada sekutu Bagi-Nya 
  • Kepercayaan kepada Uluhiyyah Allah subhanahu wa ta'ala
  • keyakinan pada Asma' (nama-nama) dan sifat-sifat Allah subhanahu wa ta'ala

2. Kepercayaan kepada Malaikat 

Yang kedua adalah kepercayaan kepada malaikat yang merupakan utusan Allah. Arti beriman kepada malaikat adalah percaya atau mengimani bahwa Allah SWT menciptakan malaikat dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Malaikat bukan laki-laki atau perempuan 
  • Malaikat tidak makan atau minum 
  • Malaikat tidak tidur Mereka tidak kawin dan tidak memiliki nafsu
  • Malaikat adalah makhluk yang mulia

Jumlah malaikat Allah tak terhitung banyaknya. Namun, ada 10 malaikat yang wajib diketahui oleh seorang muslim, yaitu malaikat Jibril (Penyampai wahyu), Mikail (Penyampai rezeki), Israfil (yang meniup terompet/sangkakala), Izrail (Pencabut nyawa), Munkar Nakir (Penanya ruh di alam barzah), Raqib Atid (Pencatat Perbuatan amal manusia), Malik (Penjaga Pintu Neraka) dan Ridwan (Penjaga Pintu Surga).

3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah 

Yang ketiga adalah beriman kepada kitab-kitab-Nya. Iman di sini berarti percaya dan meyakini bahwa Allah telah mengirimkan wahyu (Kitab Suci) melalui malaikat Jibril kepada para rasul untuk disampaikan kepada umat yang berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi hamba-hamba-Nya.

Jumlah kitab yang diturunkan Allah SWT sebanyak empat kitab. Keempat kitab tersebut adalah Al Quran (diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW), Injil (diturunkan kepada Nabi Isa), Taurat (diturunkan kepada Nabi Musa) dan Zabur (diturunkan kepada Nabi Daud).

4. Iman kepada Nabi dan Rasul-Nya

Yang keempat adalah Iman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT. Artinya setiap Muslim meyakini bahwa para Nabi dan Rasul adalah utusan Allah untuk membawa wahyu-Nya. Adapun perbedaan antara Nabi dan Rasul, seorang Nabi belum tentu seorang Rasul, sedangkan seorang Rasul sudah pasti seorang Nabi.

Jumlah Nabi menurut satu riwayat adalah 124.000 Nabi. Sedangkan Rasul bertambah 313 orang. Dari sekian banyak Nabi dan Rasul Allah SWT hanya ada 25 yang perlu kita ketahui, yaitu sebagai berikut :

Adam as, Idris as, Nuh as, Hud as, Shaleh as, Ibrahim as, Luth as, Ismail as, Ishak as, Ya`qub as, Yusuf as, Ayub as, Syu`ib as, Musa as, Harun as, Zulkifli as, Daud as, Sulaiman as, Ilyas as, Ilyasa` as, Yunus as, Zakaria as, Yahya as, Isa as, Muhammad SAW.

5. Percaya pada hari penghakiman/ Kiamat

Suatu hari seluruh alam semesta akan dihancurkan dan (selanjutnya) diganti dengan kehidupan yang kekal. meyakini hal tersebut merupakan iman di hari kiamat. Peristiwa Hari Penghakiman akan menghancurkan seluruh alam semesta dan isinya. Peristiwa itu terjadi dalam dua fase, yaitu kiamat sugro (kecil) dan kiamat kubro (besar).

Kiamat Subro adalah peristiwa penghancuran alam semesta dalam skala kecil. Misalnya bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, dll.

Kiamat Kubro adalah kiamat yang sebenarnya, yaitu proses kehancuran alam semesta dan seluruh penghuninya. Kiamat Kubro ini merupakan pertanda awal dari kehidupan akhirat. Dengan demikian manusia akan mulai ditimbang dan diperhitungkan untuk semua amalan mereka di dunia. Tanda-tanda Hari Kiamat Kubro adalah munculnya Dajjal, turunnya Yajuj dan Majuj, terbitnya matahari dari barat, dan lain-lain.

Berikut adalah beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menandakan dahsyatnya peristiwa kiamat:

  • Bumi digoncangkan sekuat kuatnya hingga mengeluar kan isi yang dikandungnya  (QS. Al- Zalzalah : 1 – 5)
  • Matahari di gulung, bintang-bintang berjatuhan dan laut meluap. (QS. Al- Infithor : 1 – 3)
  • Gunung-gunung kemudian pecah berterbangan menjadi pasir  (QS. Al-  Haqqah : 14)
  • Manusia tidak dapat menolong manusia lainnya, bahkan seorang ayah terhadap anaknya sendiri. (QS. Lukman : 33)

6. Iman kepada Qadha dan Qodhar 

Rukun iman yang terakhir adalah iman kepada Qadha dan Qodhar. Sebagai orang beriman, kita harus mengakui dan meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini terjadi dengan izin Allah. Kita harus menerima segala ketentuan-Nya dengan lapang dada, baik atau buruk bagi kita.

Allah tahu apa yang terbaik untuk kita. Oleh karena itu kita harus tetap berprasangka baik kepada-Nya dan tetap melakukan yang terbaik sebagaimana Allah perintahkan untuk kita semua.

Makna Qadha adalah sesuatu yang Allah tetapkan bagi makhluk-Nya, baik berupa penciptaan maupun pemusnahan atau sesuatu perubahan. Sedangkan Qodar berarti sesuatu yang telah ditetapkan Allah sejak dahulu kala. Karenanya qodar didahulukan, diikuti oleh qadha.


---

zakat.or.id

muslim.or.id

Insert code: <i rel="code">Put code here</i> or <i rel="pre">Put code here</i>
Insert image: <i rel="image">Put Url/Link here</i>
Insert title: <b rel="h3">Your title.</b>
Insert blockquote: <b rel="quote">Put text here</b>
Bold font: <b>Put text here</b>
Italics: <i>Put text here</i>

0 Comments